Rabu, 10 Oktober 2012

Mau jadi ahli apa kau dengan tesismu itu?

Dua minggu belakangan ini adalah hari-hari yang cukup membuat pikiran menjadi terhentak-hentak. Muncul banyak bayangan di kepala tentang sebuah keadaan di masa depan. Yang kalo dipikir-pikir tidak seharusnya kondisi ini hadir ketika aku sedang meneruskan perjuangan membangun imperium kejayaan visiku di sini, di kampus UGM tempat di mana aku kuliah S2.

Hal ini terkait dengan sebuah ungkapan seorang dosen di kelasku. Kami memanggilnya Bang Abrar, Doktor komunikasi lulusan Kanada. Beliau mengatakan, “bila anda nanti mengerjakan tesis, pastikan tesis itu dapat membangun keterampilan atau keahlian yang bermanfaat bagi diri anda setelah lulus nanti.” Seketika itu juga, judul tesis yang tadinya sudah dipersiapkan, tiba-tiba seolah jatuh terbanting ke lantai lalu hancur berantakan.  Karena ternyata, hampir semua mahasiswa di kelasku memiliki judul tesis yang tidak dapat membangun keterampilan yang bermanfaat banyak lebih-lebih keterampilan itu memiliki nilai jual.

Ketika aku masuk kuliah di S2 komunikasi UGM, dengan konsentrasi Kebijakan Komunikasi, sebetulnya harapanku adalah dapat menjadi seorang pakar komunikasi politik dan strategi komunikasi publik, karena memang di  Lampung, tempat di mana aku tinggal menurutku belum ada orang yang benar-benar menguasai itu baik secara teori maupun prakteknya. Tapi kenyataannya, konsentrasi yang aku ambil di komunikasi UGM tidak dapat mengcover  itu semua.

Di komunikasi UGM sebetulnya ada tiga konsentrasi yang ditawarkan kepada mahasiswa S2, pertama Menejemen Komunikasi (MK), lebih cenderung diarahkan menjadi seorang Public Relations. Kedua, Ilmu Komunikasi dan Media (IKM), lebih diarahkan untuk menjadi seorang dosen, dan ketiga Kebijakan Komunikasi (KK), yang diarahkan untuk menjadi seorang konsultan kebijakan yang terkait dengan komunikasi.

Di kelas KK inilah aku menimba ilmu pengetahuan tentang kebijakan-kebijakan komunikasi. Ketika awal aku memilih konsentrasi ini, mata kuliah yang ditawarkan sangat erat kaitannya dengan komunikasi politik. Namun ternyata semua itu kurang tepat. Karena mahasiswa KK, bukan diarahkan untuk menjadi seorang pakar komunikasi politik, karena itu ada di konsentrasi IKM. Akhirnya, ketika aku yang sebentar lagi akan melakukan penelitian tesis, pilihan untuk menentukan judul tesis harus diubah arahnya, karena harus berkaitan dengan Kebijakan Komunikasi. Oleh karenanya, akupun lantas harus mencari judul yang tepat dan dapat membangun keterampilan atau keahlian yang bermanfaat dan “menjual” nantinya.

Pasca bang Abrar mengungkapkan hal itu, kami diberi waktu berfikir selama seminggu untuk menentukan objek penelitian yang dapat membangun keterampilan atau keahlian yang bermanfaat dan menjual tadi. Waktu terus berjalan, aku mulai bergeriliya di internet maupun buku-buku yang kupunya untuk mencari inspirasi terkait keterampilan yang nantinya aku miliki. Akhirnya dalam sebuah renungan malam, aku menemukan keahlian apa itu. Aku memutuskan untuk membangun keterampilan dibidang pembuatan undang-undang yang berkaitan dengan komunikasi. Tentang keahlian lainnya, seperti komunikasi politik maupun strategi komunikasi publik, aku rasa nanti aku akan bisa belajar secara otodidak, learning by doing.

Aku mulai menentukan objek penelitianku. Sampai aku menulis catatan ini, sebetulnya aku belum benar-benar yakin akan meneliti undang-undang atau aturan apa. Namun, sepertinya aku tertarik untuk meneliti tentang undang-undang Keterbukaan Informasi Publik, bukan pada tataran isinya, tapi mungkin akan lebih pada implementasinya, karena menurut pengamatanku masih belum berjalan dengan ideal. Aku ingin coba meneliti hal ini di tempat asalku, Lampung. Mungkin Bandar Lampung menjadi kota yang cocok untuk diteliti. Namun bisa juga provinsi Lampung yang menjadi objek, karena aku punya pengalaman terkait keterbukaan informasi publik di level provinsi.

Dulu aku pernah terlibat dalam pengawalan CPNSD Lampung 2010. Disaat itulah banyak sekali informasi publik yang disembunyikan dari lembaga-lembaga pemerintahan di Lampung.  Tidak transparan dan akuntabel menjadi pemandangan “wajar” disetiap ada penyelenggaraan CPNSD di Lampung, atau mungkin juga di seluruh Indonesia? Alasan lainnya adalah, dalam hatiku, aku ingin memiliki kontribusi untuk tanah kelahiranku. Aku punya harapan besar terhadap Lampung, dan berharap suatu saat provinsi ini dapat benar-benar bersaing di kancah nasional maupun global disegala bidang. Aku yakin, Lampung insyaallah bisa!!!

Begitulah kira-kira kondisi yang aku hadapi saat ini terkait tesis. Pernyataan bang Abrar telah membuatku tersentak. Karena awalnya aku ingin menyelesaikan tesis dengan usaha “sekedarnya saja”. Hal ini terkait dengan waktu dan juga dana. Waktu, karena aku ingin lulus S2 ini dalam waktu cepat, 1,5 tahun. Dana, karena dalam penelitian tesis tentunya membutuhkan dana yang lumayan. Apalagi bila penelitiannya memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, pastinya akan memakan waktu lama yang berakibat pada bertambahnya biaya yang akan aku keluarkan di Yogyakarta.

Ah pilihan yang dilematis, namun akan tetap kuupayakan semaksimal mungkin agar dapat lulus 1,5 tahun dengan IPK cumlaude. Untuk semester pertama kemarin, aku memperoleh IP cumlaude. Masih di atas standar minimal cumlaude di S2 UGM yang dipatok 3.75. Tentunya juga, aku berusaha maksimal agar mendapatkan keahlian sebagai seorang ahli dibidang pembuatan peraturan tentang komunikasi, dan juga menguasai bidang komunikasi politik maupun pembuat strategi komunikasi publik yang handal. Aku yakin selama ada kemauan, insyaallah pasti ada jalan, manjadda wajada, manshabara zhafira.

Lebih cepat lebih baik, inilah yang menjadi kata-kata penyemangatku beberapa hari terakhir. Aku yakin tidak ada yang mudah dalam berjuang, tapi aku sangat percaya tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Apalagi di tempat nan jauh di sana, banyak yang menantikan aku segera lulus, khususnya mereka yang berada di rumah. Senyum dan doa tulus mereka adalah sumber energi bagiku yang tiada batas, dan juga termasuk bidadari tercantik kedua di dunia ini yang mungkin tengah bersabar menanti kehadiranku saat ini… #eh, ehm ehm..kalem.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar