Mbah
Marijan sangat dipercaya oleh penduduk sekitarnya. Pengaruhnya terhadap
penduduk lereng Merapi sangat kuat. Jauh lebih kuat dari pada pengaruh negara
maupun kesultanan Yogyakarta yang dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X. Bahkan
suatu ketika, saat pemerintah Indonesia menetapkan status gunung merapi menjadi
“awas” di akhir Oktober 2010, yang hal itu mengharuskan seluruh penduduk lereng
gunung merapi diperintahkan untuk mengungsi ke tempat lain, mereka justru
dengan tegas menolak untuk mengungsi lantaran mbah Marijan “bersabda” bahwa
merapi tidak akan meletus saat itu.
Pemerintah
yang tidak mau mengambil resiko akan keselamatan penduduk setempat bahkan harus
meminta bantuan khusus dari Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk “membujuk” mbah
Marijan agar mau mencabut sabdanya dan bersedia mengajak penduduk setempat
untuk mengungsi. Sultan mengeluarkan “sabda” tandingan agar penduduk mau segera
mengungsi ke tempat yang aman. Namun “sabda” Sultan pun kalah kuat dengan
“sabda” mbah Marijan. Sultan pun coba menggunakan berbagai pendekatan kepada
mbah Marijan agar dapat memberikan pemahan bahwa Merapi akan segera meletus dan
seluruh penduduk lereng gunung harus mengungsi.
Namun
apa yang terjadi? Dengan tegas mbah Marijan menolak permintaan Sultan HB X
untuk meninggalkan tempat di mana ia mengabdi sebagai kuncen Merapi. Mbah
marijan bahkan berujar, ia akan turun bila Sultan HB IX yang memerintahkannya. Ia
menegaskan bahwa ia hanya menuruti perintah Sultan HB IX, karena beliaulah yang
mengangkatnya dulu sebagai kuncen merapi, bukan Sultan HB X. Sebuah sikap
penentangan terhadap seorang raja yang amat terpandang di tanah Jawa.
Lalu
apa urusannya sosok Mbah Marijan yang fenomenal dengan Antonio Gramsci seorang
tokoh Marxis dari Italia ini? Inilah yang akan coba dielaborasikan segera.
Antonio
Gramsci dikenal sebagai pemikir besar yang bahkan dianggap sebagai pemikir
terbesar kedua setelah Karl Marx. Gramsci dikenal melalui terjemahan dari
kumpulan catatan dari penjara yang dibukukan dengan judul Cucreni del Carcere atau Selection
from the Prison Notebooks yang merupakan buku harian yang ditulis
di penjara antara tahun 1929 dan tahun 1935.
Melalui karyanya tersebut ia
mengenalkan antara lain konsep hegemony
dimana ia menunjukkan hubungan antara kepemimpinan (direction) dan dominasi (dominance).
Sebuah konsep yang kini begitu digandrungi oleh banyak kalangan untuk
mempelajarinya, khususnya kalangan aktivis mahasiswa yang revolusioner.
Dalam konsep hegemony ini, Gramsci menyoroti akan
pentingnya peranan intelektual dalam
masyarakat sipil dalam masa transisi menuju sosialisme pada saat itu. Gramsci
mengungkapkan, intelektual bukan dicirikan oleh aktifitas berfikir intrinsik
yang dimiliki oleh semua orang, namun oleh fungsi yang mereka jalankan. Ia
melanjutkan, “kita bisa mengatakan bahwa semua orang adalah intelektual, namun
tidak semua orang mempunyai fungsi intelektual.”
Kemudian, Gramsci pun memperluas
definisi kaum intelektual tersebut, yaitu, semua orang yang mempunyai fungsi
sebagai organisator dalam semua lapisan masyarakat, dalam wilayah produksi
sebagaimana dalam wilayah politik dan kebudayaan. Ia membuat perbedaan antara
“intelektual organik” dan “intelektual tradisional”.
Menurutnya, intelektual tradisional merupakan
kategori yang bisa dikenakan kepada figur intelektual menara gading yang
melakukan kongsi dan aliansi dengan kaum penguasa. Karena itu, intelektual
kelompok ini cenderung konservatif terhadap perubahan sosial.
Sebaliknya, kata Gramsci, intelektual organik
merupakan kategori yang bisa dipakai untuk mendeskripsikan figur atau kelompok
intelektual yang mendedikasikan dirinya untuk perjuangan menuju kebaikan
kelompok sosial masyarakatnya. Kaum intelektual yang demikian ini sejatinya
muncul secara alamiah dari dalam diri dan seiring dengan pergerakan masyarakat,
bukan dipaksakan untuk merepresentasikan kepentingan masyarakatnya.
Ia berpendapat bahwa setiap
kelas menciptakan satu atau lebih strata intelektual yang memberinya kesamaan
dan kesadaran akan fungsi mereka sendiri bukan hanya dalam bidang ekonomi namun
juga dalam bidang sosial politik. Intelektual tidak membentuk sebuah kelas
namun setiap kelas mempunyai intelektualnya sendiri.
Berdasarkan pandangan
Gramsci tentang intelektual di atas, lalu dimanakah posisi mbah Marijan di mata
Gramsi? Pertanyaan ini sebetulnya sulit untuk di jawab, karena bagaimanapun
juga, mbah Marijan berasal dari kaum proletar yang diangkat oleh Sultan HB IX
sebagai kaum borjuis untuk menjadi abdi kesultanan Yogyakarta sebagai kuncen
merapi.
Oleh karenanya dapat
dikatakan bahwa, dalam konteks ini, mbah Marijan dalam pandangan Gramsci
adalah seorang intelektual tradisional yang berperan sebagai intelektual
organik dari aristokrasi feodal. Mengapa demikian? Karena sebagai seorang abdi
kesultanan, mbah Marijan adalah perangkat legalisasi kekuasaan dari aristokrasi
feodal. Posisi mbah Marijan ditengah-tengah masyarakat otomatis adalah untuk
memperkuat status quo pemerintahan kesultanan Yogyakarta yang saat itu di
pimpin oleh Sultan HB IX.
Namun, ketika kesultanan
Yogyakarta di perintah oleh Sultan HB X, mbah Marijan bertindak sebagaimana
intelektual organik menjalankan fungsi intelektualnya dimasyarakat. Menjadi organiser
bagi masyarakatnya untuk menjaga tradisi budaya yang mereka percayai selama
bertahun-tahun. Sikap penentangannya terhadap instruksi untuk mengungsi dari
pemerintah Indonesia maupun Sultan HB X merupakan bentuk perlawanan terhadap serangkaian
tekanan atas tradisi masyarakat merapi yang percaya sepenuhnya terhadap budaya
turun-temurun itu.
Artinya bahwa, pasca
kepemimpinan kesultanan Yogyakarta beralih dari Sultan HB IX kepada Sultan HB
X, di mata Antonio Gramsci, mbah Marijan telah menyebrangi jembatan kesadaran
sebagai seorang intelektual tradisional pada masa Sultan HB IX, menjadi seorang
intelektual organik pada masa Sultan HB X. Sampai akhir hayatnya, dengan
menjaga prinsip kesetiannya atas amanah yang diberikan oleh Sultan HB IX
kepadanya, mbah Marijan dikenal sebagai sosok intelektual organik dari klas proletar
yang mampu mengorganisir penduduk dalam bingkai perasaan dan pemahaman yang
menjadi pengetahuan bersama atas tradisi kebudayaan leluhur.
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.
BalasHapusKAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.